Sabtu, 03 Desember 2011

karya tulis ilmiah serotinus

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”S” DENGAN HAMIL SEROTINUS KALA I S.D IV DI RSUD SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 28 JUNI 2010












KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi DIII Kebidanan
STIKES Nani Hasanuddin



OLEH

FITRIA NINGSIH
NH.04.08.050
                                                                                   




PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2011

PERNYATAAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”S” HAMIL SEROTINUS KALA I S.D KALA IV DI RSUD SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 28 JUNI 2011


OLEH


FITRIA NINGSIH
NH.04.08.050



Karya tulis ini telah kami setujui untuk dipertahankan  dalam ujian  Karya Tulis Ilmiah didepan tim penguji program studi Diploma Tiga Kebidanan STIKES Nani Hasanuddin Makassar



Makassar ,   Agustus 2010


Menyetujui


            Pembimbing I                                                          Pembimbing II




Hj.Djuhadiah,S.S,Pd,M.Kes                                 Rusni Mato S,Kep,Ns,M.Kes








PENGESAHAN TIM PENGUJI
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN NY.”S” DENGAN HAMIL SEROTINUS KALA I S.D KALA IV DI RSUD . SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 28 JUNI 2011

OLEH:
FITRIA NINGSIH
NH.04.08.050

Telah dipertahankan didepan tim penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma Tiga Kebidanan STIKES Nani Hasanuddin Makassar dilaksanakan pada:
Hari / tanggal                        :
Pukul                                     :
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

TIM PENGUJI
Ketua                         : hj. Djuhadiah,S, S.Pd, M.Kes                  (........................)
Anggota         : Rusni Mato S.Kep, Ns, M. Kes                (........................)
                          hj. Nani Russa, SKM, M. Si, M. Kes       (........................)

Mengetahui ,
Ketua Program Studi  Diploma Tiga Kebidanan
Stikes Nani Hasanuddin Makassar

Hujeria Rahayu S.ST
  NIDN  :
KATA PENGANTAR


            Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada program studi DIII Akademi Kebidanan Makassar dengan judul : “Asuhan Kebidanan Ny. ”S” Dengan Persalinan Serotinus Di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 s/d 30 Juni 2010”.
            Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mengalami berbagai macam kesulitan dan hambatan, namun atas bimbingan, bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga kesulitan dan hambatan tersebut dapat teratasi dan penulis juga kembali menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari aspek kesempurnaan, karenanya kritik dan saran serta tanggapan yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Oleh karena itu, perkenankanlah penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1.    Alloh Azza Wajalla,yang senatiasa memberikan saya kesehatan dan seluruh rahmatNya sehingga penulisan ini dapat saya selesaikan dan semua ini dapat saya lewati dengan segala kemudahan yang Dia berikan.
2.    Hj Nani Russa,SKM,M,Si,M.Kes selaku pendiri Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin
3.    Sukriyadi,S,Kep,Ns,M.Kes selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar
4.    Hj.Muliaty SKM,M.Kes selaku Ketua Prodi Akademi Kebidanan Stikes Nani hasanuddin
5.    Hj.Djuhadiah Saadong S,Pd,M,Kes dan Rusni Mato,S,Kep,Ns, M.Kes selaku pembimbing dengan  penuh kesabaran dan keikhlasan meluangkan waktu pikiran dan tenaganya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada saya.
6.    Seluruh Staf dan Dosen Pengajar Stikes Nani Hasanuddin yang telah memberi pengetahuan selama menyelesaikan pendidikan
7.    Sembah sujud terima kasih kepada kedua orang tuaku, Ayahanda Laode Fia dan Ibunda Hikma Wati serta adik-adikku tersayang Fachrul Ramadan dan Fina Meilani Putri dengan segala jerih payahnya, ketulusan dan ketabahan serta curahan kasih sayangnya, pengorbanan dan doa sehingga dengan penulisan ini dapat terselesaikan
8.    Salam sayang kepada pilihan hatiku karena dengan kesabaran beliau dan masukan-masukan yang telah berikan sehingga penulisan ini dapat saya selesaikan.
9.    Terima kasih pula saya ucapkan kepada sepupu-sepupuku terbaik Amir, Isran,Hermin,Kayla dan Uyuni karena mereka telah menghibur saya selama penulisan ini.
10. Seluruh sahabatku Fathimah, Marina, Devianty, Endang Trisnawati, Hasbiana, Maharani, Eka Pratiwi dan rekan-rekan seangkatan saya DIII Kebidanan 2008 karena mereka semua telah memberikan semangat buat saya.

Atas segala bantuan dan bimbingan penulis tidak dapat berbuat apapun sebagai imbalan kecuali ucapan terima kasih dan memohon kepada Allah SWT semoga amal bakti kita semua mendapat pahala dan keselamatan dari-Nya. Amin


Makassar,  juni 2010



          Penulis



RIWAYAT PENULIS

I.      Identitas Penulis
v  Nama                                     : FITRIA NINGSIH
v  NIM                                         : NH 04 08 050
v  Tempat/Tanggal Lahir         : Makassar, 18 September 1991
v  Jenis Kelamin                      : Perempuan
v  Agama                                   : Islam
v  Alamat                                   : Jln.Korban 40.000 Jiwa Lorong 3 No.38 B

II.    Riwayat Pendidikan
v  Tamat SD Negeri 4 Katobu Kab.Muna Sulawesi Tenggara Tahun 2002
v  Tamat SLTP Negeri 2 Raha Kab.Muna Sulawesi Tenggara Tahun 2005
v  Tamat SMA Negeri 1 Raha Kab.Muna Sulawesi Tenggara Tahun 2008
v  Saat ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar sejak tahun 2008 sampai sekarang 2011.
III.   NAMA ORANG TUA
      Ayah         : Laode Fia
      Ibu                        : Hikma Wati


BAB I
     PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian.(Profil Kesehatan Sulawesi Selatan tahun  2009 .Sudarku. 2009. Diakses tanggal 13 Agustus 2011)
Menurut World Health Organization (WHO), 81% AKI akibat komplikasi selama hamil dan bersalin, dan 25% selama masa post partum.Sedangkan faktor yang mempengaruhi AKB, menurut UNICEF, menurunnya kualitas hidup anak pada usia 3 tahun pertama hidupnya adalah: gizi buruk, ibu sering sakit, status kesehatan buruk, kemiskinan, dan diskriminasi gender. Bayi dengan gizi buruk mempunyai resiko 2 kali meninggal dalam 12 bulan pertama hidupnya
Angka kematian ibu di Indonesia tertinggi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Jumlahnya mencapai 228 dari 100.000 kelahiran hidup, Ditinjau dari HDI, Indonesia menduduki ranking 109 dari 174 negara  jauh tertinggal dari Negara-negara ASEAN lainnya. Ranking ini relatif tak beranjak, bahkan cenderung lebih buruk. Sementara itu, AKI dan AKA Indonesia juga menduduki urutan yang tak dapat dibanggakan.Data menunjukkan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 461 per 100.000 kelahiran hidup, dan juga Angka Kematian Balita (AKB) yaitu 42 per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kecenderungan angka-angka tersebut, akan sulit dicapai target MDG tahun 2015. Penurunan AKI hanya mencapai 52% dari keadaan tahun 1990 dari target 75% dan penurunan AKB mencapai 53% dari target 67%..(Hubungan Keluarga Berencana Dengan Pencegahan Kematian Maternal dan Neonatal. Putra,Hendry. 2010. Diakses tanggal 13 Agustus 2011)
Berdasarkan Profil Kesehatan Sulawesi Selatan tahun 2009, jumlah kematian ibu maternal tahun 2006 sebanyak 133 orang atau 101,56 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2007 sebanyak 143 kematian atau 92,89 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk tahun 2008, jumlah kematian ibu maternal mengalami penurunan menjadi 121 orang atau 85,17 per 100.000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Sulawesi Selatan tahun  2009 .Sudarku. 2009. Diakses tanggal 13 Agustus 2011)

Data yang diperoleh dari Medical Record (Rekam Medis) di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa pada tahun 2010 diperoleh jumlah kasus persalinan serotinus sebanyak 89 kasus (3,28%) dari 2738 jumlah persalinan.

Kehamilan serotinus adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42minggu. kehamilan ini adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu didapatkan dari perhitungan seperti rumus neagle atau tinggi fundus uteri serial.(Sujiatini.2009.Hal:34)

Kehamilan postterm mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan aterm,terutama terhadap kematian perinatal berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia.(Wiknjosastro,H.2008.Hal:690) .
Berdasarkan angka kejadian Serotinus yang banyak memberi dampak terhadap Bayi dan Ibu bersalin maka penulis termotivasi untuk membahas dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Kebidanan Ny. ”S“ dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit Umum daerah Syekh Yusuf tanggal 28  Juni 2010.
B.   Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan meliputi Asuhan Kebidanan Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa tanggal 28  juni 2010.

C.   Tujuan Penulisan
1.     Tujuan umum
Menerapkan Asuhan Kebidanan Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011 sesuai wewenang bidan.
2.    Tujuan khusus
a.    Mengumpulkan data dan analisis data Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Tanggal 28 Juni 2011.
b.    Menentukan dan merumuskan Diagnosa/Masalah aktual Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011.
c.    Menentukan dan merumuskan diagnosa atau masalah potensial Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011.
d.    Mengidentifikasi perlunya tindakan segera Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011.
e.    Menentukan rencana tindakan asuhan kebidanan Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011.
f.     Melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011.
g.    Melaksanakan evaluasi hasil Asuhan Kebidanan Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011.
h.    Melakukan pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 28 Juni 2011.

D.  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam karya tulis ini adalah :
1.    Manfaat Ilmiah
Sebagai salah satu pengalaman yang dapat menambah kemampuan dalam penerapan asuhan kebidanan khususnya Persalinan Serotinus.
2.    Manfaat praktis
Sebagai bahan masukan atau informasi bagi tenaga bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa khususnya yang berkaitan dengan Persalinan Serotinus.
3.    Manfaat Institusi
Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa D III kebidanan untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya terutama tentang Persalinan Serotinus.

E.   Metode Penulisan
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini berdasarkan teori ilmiah yang dipadukan dengan praktek dan pengalaman. Penulis memerlukan data yang objektif dan relevan dengan teori-teori yang dijadikan analisa dalam pemecahan masalah untuk itu penulis menggunakan metode  sebagai berikut:
1.    Studi kepustakaan
Penulis membaca dan mempelajari buku-buku, literatur-literatur, profil kesehatan dan data dari internet yang relevan dengan serotinus.
2.    Studi kasus
Penulis melaksanakan studi kasus Ny. ”S" dengan persalinan serotinus dalam hal ini pendekatan yang digunakan adalah identifikasi diagnosa/masalah aktual, antisipasi masalah potensial, tindakan segera dan kolaborasi, rencana asuhan kebidanan, melaksanakan asuhan kebidanan dan mengevaluasi asuhan kebidanan serta mendokumentasikan asuhan kebidanan.
3.    Studi Dokumentasi
Untuk memperoleh data pengkajian, penulis menggunakan tekhnik:
a.    Observasi
Penulis memperoleh data dengan cara melakukan pengamatan langsung kepada klien.
b.    Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan klien, keluarga, bidan dan dokter yang berada di kamar bersalin yang berhubungan dengan kasus yang dihadapi klien.
c.    Pemeriksaan fisik
Penulis melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis untuk menjamin perolehan data yang lengkap mulai dari kepala sampai ke kaki (head to toe) meliputi: inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, dan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan diagnostik lainnya.
d.    Pemeriksaan penunjang
4.    Diskusi
Berdiskusi dengan dokter, bidan dan tenaga kesehatan yang lain yang menangani kasus ini dan pembimbing karya tulis.

F.  Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyusun dan menulis dalam beberapa bab sebagai berikut :
BAB I    : PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
B.   Ruang Lingkup Pembahasan
C.   Tujuan Penulisan
1.    Tujuan umum
2.    Tujuan khusus
D.   Manfaat Penulisan
E.   Metode Penulisan
F.    Sistematika Penulisan
BAB II   : TINJAUAN PUSTAKA
A.     Konsep Dasar Persalinan
1.    Pengertian persalinan
2.    Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
3.    Macam-macam persalinan
4.    Tanda-tanda in-partu persalinan
5.    Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
6.    Diagnosa persalinan
7.    Mekanisme persalinan
B.     Konsep Dasar Tentang Serotinus
1.    Pengertian serotinus
2.    Etiologi serotinus
3.    Manifestasi klinis
4.    Komplikasi dalam serotinus
5.    Penanganan persalinan serotinus
C.    Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
1.    Pengertian asuhan kebidanan
2.    Tahapan Asuhan kebidanan
3.    Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)
BAB III : TINJAUAN KASUS
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V  : PENUTUP
A.   Kesimpulan 
B.   Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Konsep Dasar Persalinan
  1. Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya,tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan ,pertolongan dan pelayanan  dengan fasilitas yang memadai.(Bagus,I,G,M.2008.Hal:138)
2. Teori Persalinan
Teori kompleks yang menyebabkan terjadinya persalinan yaitu:
5.1  Teori penurunan hormon : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
5.1   Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
5.1  Teori distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
5.1 Teori iritasi mekanik : Di belakang serviks terletak ganglion servikal (fleksus frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
5.1 Induksi partus (induction of labour), partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
1)    Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukkan kedalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang fleksus frankenhauser.
2)    Amniotomi: pemecahan ketuban.
3)    Oksitosin drips: pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.
5.1   Teori prostaglandin, pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat di keluarkan.
3.      Macam-macam persalinan
3.1   Persalinan biasa ( normal / spontan ) : bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
3.2   Persalinan buatan : bila persalinan dengan ransangan sehingga terdapat kekuatan untuk persalinan.
3.3   Persalinan anjuran : persalinan yang memerlukan bantuan dan mempunyai trauma perssalinan sehingga kualitas persalinan tidak terjamin (Bagus,I.2008.Hal:138)
4     Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
4.1   Kekuatan mendorong janin keluar (power)
4.2   Faktor janin (passanger)
4.3   Jalan lahir (passage).(Winjaksosastro,H.2008.Hal:310)
5     Diagnosa persalinan
5.1   Kala I persalinan
                 Partus dimulai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show) karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya kepiler sekitar kanalis karena servikalis kerena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka.
        Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
1)    Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
2)    Fase aktif, berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 subfase :
a)    Fase  akselerasi  berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
b)    Fase   dilatasi   maksimal   selama  2  jam  dan pembukaan berlangsung cepat menajdi 9 cm
c)    Fase   deselerasi   berlangsung   lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm.
5.2 Kala II persalinan
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
Adapun pelaksanaannya meliputi :
I.  Melihat Tanda Dan Gejala Kala Dua
1.    Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
a)    Ibu mempunyai dorongan kuat untuk menerang 
b)    Ibu merasa adanya tekanan pada anus
c)    Perineum menonjol
d)    Vulva dan anus membnuka


ISMA,,,, KEBID
 






II.Menyiapkan Peralatan
2.    Memasatikan kelengkapan alat pertolongan persalinan  termasuk mematahkan 1 ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali pakai 2 ½ ml ke dala wadah partus set.
3.    Memakai celemek
4.    Mencuci tangan dibawa air yang mengalir
5.    Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
6.    Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah partus set.
III.   Memastikan Pembukaan Lengkap & Keadaan Janin Baik
7.    Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT.
8.    Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah. lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
9.    Mencelupkan tangan yang bersarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan clorin 0,5%.
10. Mendengarkan denyut jantung janin  batas normal 120-160x/menit.
IV.  Menyiapkan Ibu Dan Keluarga  Untuk Membantu Proses Pimpinan Meneran.
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his.
12.  Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
V.   Pimpinan  Meneran.
13.  Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan  yang kuat untuk meneran.
VI.   Persiapan Pertolongan Kelahiran Janin.
14. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
15.  Mengambil kain bersih, lipat 1/3 bagian dan letakkan dibawah bokong ibu.
16.  Membuka tutup partus set.
17.  Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
VII. Menolong Kelahiran Bayi
gambar,,,,,lale  Lahirkan Kepala




18. Saat sub-occiput tampak dibawah sympisis, tangan kanan melindungi perineum dengan dialas lipatan kain dibawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir.
19. Mengusapkan kasa steril untuk membersihkan muka dari lendir dan darah.
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Melahirkan Bahu
22. Setelah kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar kepala  menghadap kesalah satu paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati kearah bawah sampai bahu anterior/depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati keatas sampai bahu posterior/belakang lahir.
Melahirkan Badan dan Tungkai
23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian posterior  dan lakukan sangga susur.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin).
VIII.   Penanganan Bayi Baru Lahir
25. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan hingga bayi menghadapkearah penolong. Nilai bayi, kemudian letakkan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan.
26. Segera mengerinkan bayi, membungkus kepala dan badan byi bayi kecuali bagian tali pusat
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilikus bayi. Melakukag urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem ke kedua 2 cm dari klem pertama
28. Memegang tali pusat di antara 2 klem menggunaka tangan kiri, memotong tali pusat di antara 2  klem
29. Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, membungkus bayi hingga kepala
30. Memberikan bayi kepada ibu untuk disusui bila ibnu menghendaki.
31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal.       
IX.  Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga
32.  Memberitahu ibu akan di suntik.
33.  Menyuntikkan oksitosin 10 unit secara intramuskuler pada bagian paha kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah.
X.   Penanganan Tali Pusat Terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagan bawah uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau kain kasa dengan jarak 5-10 cm dari vulva.
36. Saat uterus kntraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorso kranial.
37. Tangan kanan menarik tali pusat keara bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurve jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva.
38. gambar,,,laLE,,,,03Setelah plasenta tampak. Pada vulva teruskan melahirnkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu 9terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan ke dua tangan dan lakukan putara secarah untuk  membantu pengeluara plasenta dan mencegah robekanya selaput ketuban.  


39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri  dengan  menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
XI.  Memeriksa Kemungkinan Adanya Perdarahan Pasca Persalinan
40. Sambil tangan kiri melakukan massage pada fun dus uteri, periksa bagian meternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan unutk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukkan ke dalam kantong plastik yang tersedia.
41. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perineum yang menimbulkan perdarahan aktif.
XII. Pasca Tindakan
42. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan pervagina pastikan kontraksi uterus baik
43. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan klorin 0,5% kemudian bilas tangan yang masing mengenekan sarung tangan dengan air yang sudah didesinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkan.
44. Mengikat tali pusat + 1 cm dari umbilikus dengan simpul mati
45. Mengikat  balik tali pusat dengan simpul mati untuk ke dua  kalinya.
46. Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah bersih larutan klorin 0,5%
47. Membungkus kembali bayi
48. Berikan bayi kepada ibu  untuk disusui
XIII.   Evaluasi
49. Lanjutkan pemantaua terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan pervagina dan tanda vital ibu
·         2-3 kali dalam 10 menit pertama
·         Setiap 15 menit pada 1 jam pertama
·         Setiap 20-23 menit pada jam kedua
50. Mengajarkan ibu / keluarga untuk memeriksa merasakan uterus yang memiliki kontraksi baik dan mengajarkan  untuk  melakukan massase uterus apabila kontraksi  uterus tidak baik.
51. Mengevaluasi jumlah  perdarahan yang terjadi
52. Memeriksa tekanan darah dan nadi ibu
53. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang disediakan.
55. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan mengganti pakaiannya dengan pakaian bersih/kering
56. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.
57. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0, 5 %
58. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan 0,5 % lepe paskan sarugn tangan dalam keadaan terbaik dan  merendamnya dalam larutan klorin 0,5 %.
59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
60. Melengkapi partograf.(Winjaksono,H.2008.Hal:341)
5.3 Kala III persalinan
Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his plasenta dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas dan terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan dan dengan sedikit dorongan dari atas symphisis maka plasenta akan lahir yang berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai pengeluarandarah kira-kira 100-200 cc. Kala III berlangsung ½ jam pada primi dan multi ¼ jam.



5.4 Kala IV persalinan
Adalah kala pengawasan selang 2 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
6     Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah rentetan gerakan pasif dari janin melalui jalan lahir.Mekanisme persalinan mengacu kepada bagaimana janin menyesuaikan dan meloloskan dari panggul ibu.
Gerakan Utama:
6.1         Turunya kepala
-             Masuknya kepala dalam PAP
-               Majunya kepala
Faktor – faktor penyebab / majunya kepala adalah :
-                Tekanan cairan amnion
-               Tekanan langsung fundus pada bokong
-               Kontraksi otot-otot abdomen
-               Ekstensi atau pelurusan badan janin


6.2         Fleksi
Dagu dibawah lebih dekat kearah dada janin dan diameter sub occipito bregmatika ( 9,5 ) menggatikan diameter occipito Frontal ( 11 cm )
6.3             Putaran paksi dalam / rotasi dalam
Merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala bentuk jalan lahir khususnya untuk bidang tengah dan PBP selalu bersamaan dengan masuknya kepala dan tidak terjadi kepala ke Hodge III kadang – kadang baru sampai setelah kepala sampai didasar panggul.
6.4             Ekstensi
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai didasar panggul terjadilah ekstensi atau depleksi dari kepala
6.5             Restitusi / putaran paksi luar
Setelah kepala lahir maka kepala akan kembali kearah punggung ank untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.

6.6             Ekspulsi
Setelah paksi luar bahu depan sampai dibawah simpisis dan menjadi hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian menyusul bahu depan kemudian menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
B.   Konsep Dasar Tentang Serotinus
1.    Pengertian serotinus
1.1     Serotinus adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu, keadaan ini sering juga disebut sebagai postterm atau kehamilan lewat waktu. (Wiknjosastro, 2008, hal 686)
1.2     kehamilan lewat bulan adalah 294 hari setelah haid terakhir, atau 230 hari setelah ovulasi / fertilisasi (Varney,H.2006.Hal : 659)
1.3     kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih pada siklus haid teratur rata-rata 28 hari dan hari haid terakhir diketahui dengan pasti(Joseph.2010. hal :235)
1.4     Kehamilan post date atau kehamilan lewat waktu ialah kehamilan yang umurnya lebih dari 42 minggu (Sujiyatini.2009.Hal:34)

2.    Etiologi serotinus
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum diketahui. beberapa teori yang diajukan pada umumnya menyatakan bahwa terjadinya kehamilan postterm sebagai akibat gangguan terhadap timbulnya persalinan. beberapa teori diajukan antara lain
2.1 Penurunan progesteron dalam kehmilan dipercaya merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memacu proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatka sensivitas uterus terhadap oksitosin
2.2 Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan postterm memberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisi ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu penyebab,
2.3  Dalam teori kortisol  diajukan bahwa sebagai ”pemberi tanda” untuk dimulainya persalinan adalah janin. kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron berkurang dan memperbesar  sekresi estrogen , selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin.
2.4 Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus. pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini , seperti  pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi kesemuanya diduga  sebagai penyebab terjadinya kehamilan postterm. (winjaksosatro,H.2008.hal:687)
3.     Manifestasi klinis
Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi:
3.1  Stadium I       
Kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.
3.2   Stadium II
Seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) dikulit.
3.3   Stadium III
Seperti stadium II disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat. (Sujiyatini.2009.hal:35)
4.    Komplikasi dalam serotinus
4.1     Komplikasi pada ibu,Morbilitas dan mortalitas pada ibu : dapat meningkatkan sebagian akibat dari makrosomia janin dan tulang tengkorak menjadi lebih keras yang menyebabkan distosia persalinan, partus lama , meningkatkan tindakan obstertrik dan persalinan traumatis /perdarahan post partum akibat bayi besar. Aspek emosi : ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan terus berlangsung melewati taksiran persalinan (winjaksosastro,H.2008.Hal:692)
4.2 Komplikasi pada janin
a.    Kelainan pertumbuhan janin
1)      Berat janin
Bila terjadi perubahan anatomik yang besar pada plasenta,maka terjadi penurunan berat janin. Dari penelitian vorherr tampak bahwa sesudah umur kehamilan 36 minggu grafik rata-rata pertumbuhan janin mendatar dan nampak adanya penurunan setelah 42 minggu.
2)      Sindrom post maturias
Dapat dikendalikan pada neonatus dengan ditemukan beberapa tanda seperti gangguan pertumbuhan ,dehidrasi , kulit kering,keriput seperti kertas (hilangnya lemak subkutan),kuku tangan dan kakai panjang ,tulang tengkorak paha dan genetalia luar ,warna coklat kehijauan  atau kekuningan  pada kulit dan tali pusat ,muka tampak mnderita  dan rambut kebala banyak atau tebal.
b.    Komplikasi perinatal
Kematian perinatal menunjukan angka peningkatan setelah kehamilan 42 minggu atau lebih sebagian besar terjadi intrapartum . umumnya disebakan oleh :
1.    Insufensiensi plasenta akibatnya:
·         Pertumbuhan janin terhambat
·         Oligohidroamnion ; terjadi kompresi tali pusat,keluar mekonium yang kental , perubhan abnormal jantung janin
·         Hipoksia janin
·         Keluarnya mekonium yang berakibat terjadinya aspirasi mekonium yang berakibat dapat terjadinya aspirasi mekonium pada janin
2.    Cacat bawaan terutama akibat hipoplasia adrenal dan anensefalus. (Wiknjosastro,H 2008, hal 691)
5.    Penanganan persalinan serotinus
5.1 Setelah usia kehamilan >40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-baiknya
5.2 Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi  plasenta , persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat
5.3 Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks ,kalau matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi
5.4 bila (a) riwayat kehamilan yang lalau ada kehamilan janin dalam rahim (b) terdapat hipertensi , pre-eklamsi dan (c) kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilisasi , atau (d) pada kehamilan lebih dari 40-42 minggu , maka ibu dirawat di Rumah Sakit
5.5 tindakan operasi Secsio Cesarea dapat dipertimbangkan pada insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang , pembukaan belum lengkap,persalinan lama, terjadi awat janin,primigravida tua,kematian janindalam kandungan,pre-eklamsia,hipertensi menahun,infertilisasi,kesalahan letak janin.
(Nugroho,T.2010.Hal:43)

Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
1.   Pengertian asuhan kebidanan
                  Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah dengan metode pengaturan pemikiran dan tindakan dalam suatu urutan yang logis baik pasien maupun petugas kesehatan . (Sudarti.2010.Hal:166).

2.    Tahapan asuhan kebidanan
Proses asuhan kebidanan terdiri dari 7 langkah yaitu:
a.    Langkah I : pengumpulan data dasar
Pengumpulan data dasar secara komprehensif untuk evaluasi pasien . data dasar ini termasuk riwayat kesehatan , hasil pemeriksaan fisik apabila perlu, tinjauan catatan  saat ini atau catatan bsaat ini atau catatn lama dari rumah sakit . tinjauan singkat dari data laboratorium dan pemeriksaan tambahan lainnya , semua informasi pasien dari semua sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien  bidan kumpulan data awal  yang menyeluruh waaupun pasien itu ada komplikasi yang akan dibutuhkan yang akan diajukan kepada dokter konsulen . kadang-kadang langkah I mungkin tumpang tindih dengan langkah 5 dan 6 karena data yang diperlukan diperoleh hasil laboratorium atau hasil pemeriksaan lainnya . kadang- kadang bidan perlu memulai langsung dari langkah 4 dalam rangka untuk mengumpulkan data awal yang lengkap untuk diajukan didokter 
b.    Langkah II  : Merumuskan diagnosa / Masalah aktual
Dikembangkan dari dasar : interpretasi data ke masalah atau diagnose khusus yang teridenifikasi . kedua kata masalah atau diagnose dipakai karean beberapa masalah tidak dapat didefenisikan sebagai diagnose tetapi tetap perlu dipertimbangkan untuk membuat wacana yang menyeluruh untuk pasien. masalah yang sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan akan diagnosanya dan sering teridentifikasi oleh bidan yang terfokus pada apa yang dialaminya . misalnya diagnose wanita itu hamil dan masalah yang berhbungan mungkin wanita itu tidak menginginkan kehamilannya.
c.    Langkah III : mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
mengidentifikasi masalah atau diagnose masalah potensial lainnya berdasarkan masalah yang sudah ada adalah suatu bentuk antisipasi , pencegahan apabila perlu menggangu dengan waspada dan persiapan untuk suatu pengakiran. langkah ini sangat vital untuk asuhan yang aman.
d.    Langkah IV: mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera.
Merefleksikan proses manajemen yang sifatnay terus menerus tidak hanya pada asuhan primer yang periodic selama kunjungan antenatal tetapi juga selama bidan terus bersama wanita itu misalnya selama waktu bersalin.
e.    Langkah V: merencanakan asuhan yang komprehensif/menyeluruh
Membuat suatu rencana asuhan yang komprehensif , ditentukan oleh langkah sebelumnya adalah suatu perkembangan dari masalah atau diagnose yang sedang terjadi atau terantisipasi dan juga termasuk mengumpulkan informasi tambahan yang tertinggal untuk data dasar.suatu rencana asuhan yang komprehensif tidak saja mencakup apa yang ditentukan oleh kondisi pasien  dan masalah yang terkait , tetapi juga menggaris bawahi bimbingna yang terantisipasi  untuk wanita seperti apa yang diharapkan terjadi berikutnya.
f.     Langkah VI: melaksanakan perencanaan
Melaksanakan perencanaan asuhan yang menyeluruh , perencanaan ini bisa dilakukan seluruh bidan atau sebagian oleh wanita tersebut , bidan atau anggota tim kesehatan lainnya.jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya yaitu memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.
g.    Langkah VII: evaluasi
Evaluasi langkah terakhir ini sebenarnyya adalah merupakan pengecekan apakah rencana asuhan tersebut meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan , benar-benar yang telah terpenuhi kebuthannya akan bantuan sebagaimana telah teridentifikasi di dalam masalah dan diagnose.(Sudarti.2010.Hal:167).


3.     Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)
Menurut Helen Varney, alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi tujuh langkah, agar diketahui orang lain apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berpikir sistematis, maka dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP yaitu :
a.    Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien dan keluarga melalui anamnese sebagai langkah I Varney.
b.    Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
c.    Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi : diagnosa/masalah, antisipasi diagnosa/masalah potensial, perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.
d.    Planning            
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan implementasi (I) dan evaluasi (E) berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6 dan 7 langkah Varney.
BAB  III
TINJAUAN KASUS

      Pada bab ini akan diuraikan asuhan kebidanan pada Ny.”S” dengan perslinan serotinus Di rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa, tanggal 28 Juni 2011 meliputi : penkajian data, analisa dan perumusan diagnosa/masalah, perencanaan tindakan, implementasi dan evaluasi asuhan kebidanan.
No. Reg                           : 24 80 87
Tanggal MRS                 : 28  Juni  2011,  Jam 13.10 wita
Tanggal pengkajian      : 28  Juni  2011,  Jam 14.00 wita
A.  Mengumpulkan Data Dasar
1.    Identitas istri / suami
Nama                         : Ny.“S”           / Tn. “D”
Umur                          : 42 thn           / 40 thn
Suku                          : Makassar     / Makassar
Agama                       : Islam                        / Islam
Pendidikan               : SD                / SD                                 
Pekerjaan                  : IRT                / Pedagang
Nikah/lamanya         : 1 kali ± 20 tahun
Alamat                       : Jln.Je`ne Tallasa  


2.    Tinjauan kartu ANC
1)    GV PIV A0
2)    HPHT tanggal 28 agustus 2010, TP tanggal 04 Juni 2011.
Tanggal
Keluhan
TD(mmHg)
BB(Kg)
UK
TFU
DJJ
Lab
Tindakan
18/9/2010
-
120/80
50
3 mg
 -
-
-
-
9/10/2010
-
120/80
52
6 mg
-
-
-
-
20/11/2010
-
120/70
52,5
12 mg
Atas simpisis
-
-
TT I
12/2/2011
-
120/80
54
24 mg
Diats pst
130x/i
-
TT II Fe 1x1
07/5/2011
-
120/80
54,5
36 mg
Setinggi px
138 x/i

Fe 3 x1

3.    Riwayat kehamilan dan kesehatan
a.    Keluhan utama : nyeri perut tembus kebelakang disertai pelepasan lendir dan darah
b.    Riwayat keluhan utama
1)    Mulai dirasakan tanggal 27 Juni 2011 pukul 23.10 wita
2)    Sifatnya hilang timbul
3)    Lokasi keluhan : daerah perut tembus kebelakang
4)    Keluhan lain tidak ada
5)    Usaha ibu untuk mengatasi keluhannya adalah dengan mengurut-urut pinggang sambil berjalan-jalan serta menarik nafas panjang bila ada rasa nyeri
c.    Riwayat Psikososial ,spiritual dan ekonomi
1)    Ibu,suami dan keluarga sangat menginginkan kelahiran ini
2)    Suami dan keluarga member dukungan kepada ibu
3)    Ibu berdoa kepada Allah SWT agar persalinanya berjalan dengan lancar
4)    Suami telah menyiapkan dana untuk persalinan ini
4.    Pemeriksaan fisik
a.    Kesadaran                      : komposmentis
b.    Keadaan ibu                  : tampak  bersih dan rapi
c.    Tanda-tanda vital           :
TD : 110/70 mmHg
N   : 80  x/menit
S   : 36,7 °C
P   : 20 x/menit

d.    Kepala
1)    Wajah tidak oedem, ekspresi wajah tampak meringis
2)    Konjungtiva merah muda dan sklera putih
e.    Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
f.     Payudara :
1)    simetris kiri dan kanan,
2)     Puting susu terbentuk, areola tampak hyperpigmentasi
3)      Tidak teraba massa atau benjolan, kolustrum sudah ada bila dipencet.
g.    Abdomen :
1)   Tidak ada luka bekas operasi
2)   TFU: 34 cm
3)  Tafsiran berat janin : 95 X 34 = 3230 gr
4)  Djj :140 x/i
5)  Palpasi : Leopold I      : TFU 3 jbpx
               Leopold II     : Puki
               Leopold III    : Kepala
               Leopold IV   : Sudah Berada Dalam Panggul
6)  His : 3 X 10
g.    Vulva dan vagina : tidak ada oedema dan varises
h.    Tungkai bawah : simetri kiri dan kanan, tidak ada oedem dan      varises.
6.    Penilaian kemajuan persalinan
a.    Pemeriksaan dalam (jam 14.00 wita oleh bidan “A”)
V/V                                    : t.a.k
Portio                                : tebal, lunak
Pembukaan                    : 4 cm
Ketuban                           : (+)
Presentasi/posisi           : kepala/sulit dinilai
Molase                             : -
Penurunan                     : HI
Penumbungan              : -
Kesan panggul              : normal
Pelepasan                       : lendir dan darah
b.    Tungkai bawah      
simetris kiri dan kanan, tidak ada oedem dan varises
7.    Pemeriksaan penunjang
Tanggal 28 juni  2011
1.    Hb             : 10,8 gr %
2.    Alb                        : (-)
3.    Red           : (-)

B.  Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual       
GV PIV A0 ,  inpartu kala I fase aktif, keadaan ibu dan janin baik.
1.    GV PIV A0
a.    Data subjektif :
Ibu mengatakan ini kehamilannya yang kelima dan tidak pernah keguguran.
b.    Data objektif :
1)    Tonus otot perut sudah longgar
2)    Teraba bagian-bagian janin pada saat palpasi
c.    Analisis dan interpretasi data
Pada kehamilan  terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, keadaan ini mengakibatkan hipertropi lobus intermedia hipofise sehingga produksi MSH meningkat, maka terbentuklah linea nigra.
2.    Inpartu kala I fase aktif
a.    Data subjektif :
Ibu merasakan nyeri perut tembus ke belakang sejak tanggal 27 juni 2011 jam 23.10 wita
b.    Data objektif :
His 3x10 (25”-30”)

Pemeriksaan dalam oleh bidan ”A” jam 14.00 wita :
V/V                                 : t.a.k
Portio                             : tebal, lunak
Pembukaan                 : 4 cm
Ketuban                                    : (+)
Presentasi/posisi        : kepala/sulit dinilai
Molase                          : -
Penurunan                  : HI
Penumbungan                       : -
Kesan panggul                       : normal
Pelepasan                    : lendir dan darah
c.    Analisa dan interpretasi data :
1)    Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan (Wiknjosastro, 2006 : 180).
2)    Fase aktif dimulai dari pembukaan 4 sampai 10 cm (Wiknjosastro, 2008 : 304).
3)    Salah satu karakteristik persalinan sebenarnya adalah nyeri kontraksi pada bagian belakang, melingkar ke bagian bawah perut/abdomen, bertambah lama, bertambah sering sehingga kanalis servikalis mulai membuka dan mendatar yang mengeluarkan lendir dan darah (Bloody Show)

3.    Keadaan ibu dan janin baik
a.    Data Subjektif :
Janinnya bergerak kuat pada sebelah kiri
b.    Data Objektif :
1)    Kesadaran komposmentis
2)    Tidak ada oedem pada wajah, konjungtiva merah muda, sklera putih
3)    TTV :  
TD   : 110/70 mmHg
N     : 88 x/menit
S      : 36,7 ºC
P      : 20 xmenit       
DJJ  : 144 x/menit
c.    Analisis dan interpretasi data :
2)    Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada oedem pada wajah, ibu yang menandakan keadaan ibu baik (Wiknjosastro H. 2002 : 156).
3)    DJJ dalam keadaan normal, bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya antara 120-160 x/menit menandakan janin dalam keadaan baik.

C.  Merumuskan Diagnosa/ Masalah Potensial
Antisipasi kemungkinan terjadi gawat janin
Data Subjektif     :
Ibu mengatakan kehamilannya lewat 9 bulan
HPHT tanggal28 agustus 2010
Data Objektif       :
TP 04 Juni 2011
Analisis dan interpretasi data :
Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38 minggu dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu, hal ini dapat dibuktikan dengan penurunan kadar estriol dan plasenta laktogen. Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat janin dengan resiko 3 kali. Akibat dari proses penuaan plasenta maka pemasokan makanan dan oksigen akan menurun disamping adanya spasme arteri spiralis. Janin akan mengalami pertumbuhan terhambat  dan penurunan berat, dalam hal ini dapat disebut sebagai dismatur.
D.  Identifikasi Perlunya Tindakan Segera/kolaborasi
Persalinan dianjurkan dengan pemasangan infus RL 8 tts/menit +oxytocin 1/2cc (5 unit ).


E.  Rencana Tindakan
1.    Tujuan    :
a.    Kala I fase aktif, berlangsung normal ± 11 jam
b.    keadaan ibu dan janin tetap baik
c.    Ibu mendapat dukungan fisik dan psikis dari keluarga
2.    Kriteria:
a.    Penurunan kepala H IV, pembukaan 10 cm
b.    Kondisi ibu dan janin baik
Tanda-Tanda Vital         :
Tekanan Darah  : 90-120 mmHg (sistol)
                    70-80 mmHg (diastol)
Nadi                     : 60-90 kali/menit
Suhu                   : 36-37 ºC
Pernapasan       : 18-24 kali/menit
DJJ                       : normal yaitu 120-160 kali/menit
c.    Keluarga mendampingi ibu selama proses persalinan dan selalu memberi dukungan
d.    Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri dan mau menerima
      3.      Rencana tindakan
1)    Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
Rasional : Agar ibu dapat mengetahui keadaannya dan janin sehingga ibu dapat lebih kooperatif terhadap tindakan dan anjuran petugas.
2)     Ajarkan teknik relaksasi yaitu menarik nafas panjang melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut jika his timbul.
Rasional : tekhnik relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri dengan memberikan jaringan suplai O2 yang cukup.
3)    Beri intake nutrisi dan cairan yang adekuat
Rasional : dengan intake yang adekuat dapat memberi energi bagi tubuh agar dapat memudahkan proses persalinan.
4)    Anjurkan pengosongan kandung kemih tiap 2 jam atau jika ibu merasa ingin BAK
Rasional : kandung kemih yang penuh menyebabkan pemeriksaan yang tidak akurat dan memperlambat turunnya kepala janin ke jalan lahir dan juga memberi perasaan yang tidak nyaman pada ibu. 
5)    Observasi DJJ, his, nadi setiap 30 menit atau bila ada indikasi
Rasional : pemantauan DJJ untuk mengetahui kondisi janin selama proses persalinan serta dapat menentukan tindakan selanjutnya jika terjadi gawat janin .
6)    Observasi Tekanan darah dan suhu tiap 4 jam atau bila ada indikasi.
Rasional : pemantauan TTV untuk mengetahui keadaan ibu.
7)    Observasi dan lakukan pemeriksaan dalam tiap 4 jam atau bila ada indikasi
Rasional : dengan melakukan pemeriksaan dalam dapat diketahui kemajuaan persalinan.
8)    Pantau kemajuan persalinan dengan partograf
Rasional : dengan partograf memudahkan dalam pengambilan keputusan klinis dan rencana tindakan selanjutnya
F.   Implementasi
Tercantum dalam planning pendokumentasian
G. Evaluasi
Tanggal 28 Juni 2011, jam 17.25 wita
1.    Kala I berlangsung normal
2.    DJJ terdengar jelas, kuat, dan teratur, frekuensi 140 kali/menit
3.    Kontraksi makin adekuat 4x10 durasi (45-50)
4.    Ibu merasakan ada dorongan yang kuat untuk meneran
5.    Ibu merasa ada tekanan pada anus
6.    Tampak perineum nenonjol
7.    Tampak vulva dan anus membuka
8.    Pemeriksaan dalam jam 20.00 wita
V/V                              : t.a.k
Portio                          : melesap
Pembukaan              : 10 cm
Ketuban                     : (-)
Presentase                : kepala, UUK ka-dep
Molase                       : 0
Penumbungan        : (0)
Penurunan               : H IV
Kesan panggul        : normal
Pelepasan                 : lendir dan darah











PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny” S”
TANGGAL 28 Juni 2011

No. Reg                           : 24.80.87
Tanggal MRS                 : 28  Juni 2011,  Jam 13.10 wita
Tanggal pengkajian      : 28 Juni 2011, Jam 14.00 wita
Tanggal partus               : 28 Juni 2011,  Jam 20.05 wita
KALA I
Identitas istri / suami
Nama                     : Ny.“S”         /           Tn. “D”
Umur                      : 42 thn         /            40 thn
Suku                      : Makassar   /           Makassar
Agama                    : Islam         /           Islam
Pendidikan            : SD             /           SD                                  
Pekerjaan               : IRT             /           Pedagang
Nikah/lamanya      : 1 kali/± 20 tahun
Alamat                    : Jln.Je`ne Tallasa
Data Subjektif (S)
1.    Ini kehamilannya yang pertama dan tidak pernah keguguran
2.    HPHT tanggal 28 agustus 2010
3.    Janinnya bergerak kuat disebelah kiri perut ibu
4.    Ibu  tidak pernah merasa nyeri perut yang hebat selama kehamilannya
5.    Kehamilannya lebih dari 9 bulan
6.    Tidak pernah menderita penyakit yang serius
Data Objektif (O)
1.    Pukul 18.00 wita ketuban pecah sendiri, berwarna kehijauan, kental, dan bercampur mekonium
2.    HTP tanggal 4  Juni 2011
3.    TFU 3 jrbpx
4.    Saat palpasi tidak ada nyeri tekan pada abdomen
5.    Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
6.    Palpasi Leopold
Leopold I        : 3 jrbpx
Leopold II       : punggung kiri 
Leopold III      : kepala
Leopold IV     : Sudah Masuk Panggul
7.    Nampak pengeluaran lendir dan darah
8.    Auskultasi DJJ 140 kali/menit
9.    Kontraksi uterus 3x10 menit durasi 30-35 detik
10. Pemeriksaan dalam
V/V                              : t.a.k
Portio                          : tebal, lunak
Pembukaan              : 4 cm
Ketuban                     : (+)
Presentase                : kepala, UUK ka-dep
Molase                       : 0
Penumbungan        : (-)
Penurunan               : H II
Kesan panggul        : normal
Pelepasan                 : lendir dan darah
11. Kesadaran komposmentis
12. Konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus, tungkai tidak ada oedema dan varices
13. TTV dalam batas normal
TD       : 110/80 mmhg
N         : 80  kali/menit
S         : 36,5 °c
P         : 20 kali/menit
Assesment (A)
GV PIV AO, keadaan ibu dan janin baik, inpartu kala I fase aktif.
Planning (P)
Tanggal 28 Juni 2011, jam 14.00 wita
1.    Menganjurkan tekhnik relaksasi
2.    Memberikan intake dan cairan yang adekuat
3.    Menganjurkan pengosongan kantong kemih tiap 2 jam
4.    Mengobservasi DJJ dan his tiap 30 menit
5.    Observasi TTV tiap 4 jam 18.00 wita
TD       : 110/70 mmhg
N         : 80 kali/menit
S         : 36,5ºc
P         : 20 kali/menit
6.    Melakukan pemeriksaan dalam tiap 4 jam
V/V                              :           t.a.k
Portio                          :           tebal, lunak
Pembukaan              :           8 cm
Ketuban                     :           (-), berwarna kehijauan, kental, dan
bercampur  mekonium
Presentase                :           kepala, UUK ka-dep
Molase                       :           0
Penumbungan        :           (-)
Penurunan               :           H III
Kesan panggul        :           normal
Pelepasan                 :           lendir dan darah
7.    Menginformasikan pada ibu dan keluarga hasil kala I
ibu mengerti dengan keadaannya
KALA II
Data Subjektif (S)
1.    Ibu mengatakan ingin BAB dan ada tekanan pada anus
2.    Ibu mengatakan ada dorongan yang kuat untuk meneran
3.    Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan tembus kebelakang
Data Objektif (O)
1.    Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmhg
N   : 80 kali/menit
S   : 36,4ºc
P   : 22 kali/menit
2.    Perineum menonjol
3.    Vulva dan anus terbuka
4.    His 4x10 menit, durasi 40-45
5.    DJJ 140 kali/menit
6.    Pemeriksaan dalam jam 20.00 wita
V/V                        : t.a.k
Portio                    : melesap
Pembukaan        : 10 cm
Ketuban               : (-)
Presentase            : kepala, UUK ka-dep
Molase                   : 0
Penumbungan                : (-)
Penurunan           : H IV
Kesan panggul    : normal
Pelepasan             : lendir dan darah
Assesmet (A)
Perlangsungan kala II.
Planning (P)
Tanggal 28 Juni 2011, jam 20.00 wita
1.  Melihat tanda dan gejala kala II
    Dorongan untuk meneran
2. Tekanan pada anus
    Perineum menonjol
3. Vulva dan anus membuka
4.    Menyiapkan diri dan alat persalinan
alat sudah siap
5.    Memakai celemek
celemek telah dipakai
6.    Memastikan lengan/tangan tidak memakai perhiasan dan cuci tangan
tidak memakai perhiasan dan sudah mencuci tangan
7.    Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan untuk melakukan pemeriksaan dalam
memakai sarung tangan DTT
8.    Mengisap spoit dengan oxytocin 10 unit
spoit terisi oxytocin 10 unit
9.    Membersihkan vulva dan perineum
vulva dan perineum dibersihkan dengan kapas basah
10. Melakukan pemeriksaan dalam dan memastikan pembukaan lengkap
VT pembukaan 10 cm
11. Mencelupkan tangan kanan kedalam larutan klorin 0,5 % dan membuka sarung tangan secara terbalik selama 10 menit
sudah dilakukan
12. Pemeriksaan DJJ setelah HIS
his 5 x10 menit, durasi 45-50 detik
     DJJ 135 kali/menit
13. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik ibu mengerti dan memahami
14. Meminta bantuan keluarga ibu untuk menyiapkan posisi untuk meneran keluarga membantu ibu
15. Melakukan pimpinan meneran pada saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran
ibu meneran sesuai pimpinan
16. Memasang handuk bersih di atas perut ibu
handuk tersedia
17. Memasang duk steril dan lipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
duk steril berada dibawah bokong ibu
18. Membuka partus set
partus set terbuka
19. Memakai sarung tangan DTT
sarung tangan telah terpakai
20. Menyokong perineum, menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi terlalu cepat
21. Mengusap mulut, hidung dan muka bayi dengan kain steril
mulut, hidung, dan muka bayi dibersihkan
22. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher bayi
tidak ada lilitan tali pusat
23. Menunggu kepala melakukan putaran paksi luar
bayi melakukan putaran paksi luar
24. Melahirkan bahu depan dan bahu belakang dengan posisi tangan biparietal
sudah dilakukan
25. Melahirkan badan bayi dengan sangga susur
bayi lahir
26. Melakukan penusuran pada punggung, bokong dan tungkai bawah janin
27. Menilai bayi dengan apgar skor
A/S : 8/10
28. Mengganti selimut bayi dengan selimut kering dan bersih
selimut bayi diganti dengan selimut kering dan bersih
29. Melakukan cek fundus
kehamilan tunggal
30. Memberitahu bahwa ibu akan disuntik oxytocin
sudah dilakukan
31. Menyuntik oxytocin 10 unit secara IM
sudah dilakukan
32. Menjepit tali pusat dengan menggunakan klem
tali pusat dijepit dengan klem
33. Memotong tali pusat
tali pusat terpotong
34. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi, letakkan bayi tengkurap
sudah dilakukan IMD
35. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi 
Kala III
Data Subjektif (S)
1.    Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
2.  Ibu senang dengan kelahiran bayinya
Data Objektif (O)
1.    Anak lahir tanggal 28 Juni 2011 jam 20.05 wita, Presentase belakang kepala, jenis kelamin laki-laki, BB: 3100 gr, PB : 49, apgar score : 8/10, kulit bayi kering dan mengelupas.
2.    Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
3.    TFU setinggi pusat
4.    Terdapat pengeluaran darah sekitar ±100 cc
5.    Tali pusat bertambah panjang dan tidak masuk kembali bila diregangkan
6.    Kesadaran komposmentis
Assesment (A)
Persalinan  kala III ibu dan bayi dalam keadaan baik
Planning (P)
Tanggal 28 Juni 2011, jam 20.05 wita
1.    Memindahkan klem pada tali pusat 5-10 cm dari vulva
klem dipindahkan
2.    Meregangkan tali pusat meletakkan satu tangan di atas sympisis, tangan satu meregangkan tali pusat
dilakukan peregangan tali pusat
3.    Melakukan PTT dengan cara tangan kanan memegang tali pusat saat ada kontraksi sedang tangan kiri mendorong uterus ke arah dorsol kranial
dilakukan PTT
4.    Melahirkan plesenta dengan menarik kearah bawah dan keatas sesuai kurva jalan lahir
plasenta keluar
5.    Jika plasenta terlihat di introitus vagina, menjemput plasenta dengan kedua tangan dan memutar searah jarum jam
plasenta diputar searah jarum jam
6.    Melakukan masase fundus
uterus keras
7.    Memeriksa kelengkapan plasenta, selaput kotiledon lahir lengkap
plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap
Kala IV
Data Subjektif (S)
Ibu merasakan mules pada perut
Data Objektif (O)
1.    Plasenta lahir lengkap jam 20.15 wita
2.    Tali pusat mengerut dan berwarna agak pucat
3.    Kontraksi uterus baik, uterus teraba bulat dan keras, TFU setinggi pusat
4.    Perdarahan ± 150 cc
5.    Terdapat robekan perineum tingkat I
6.    TTV dalam batas normal
TD       : 110/70 mmhg
N         : 88 kali/menit
S         : 36,7ºc
P         : 20kali/menit
7.    Kandung kemih kosong
Assesment (A)
Perlangsungan kala IV
Planning (P)
Tanggal 28 Juni 2011, jam 20.15 wita
1.    Memeriksa robekan jalan lahir
ruptur perineum tingkat II
2.    Memastikan uterus berkontraksi dengan baik
teraba keras dan bundar
3.    Biarkan bayi di atas perut ibu sampai bayi berhasil menyusui
dilakukan
4.    Melakukan penimbangan berat badan, panjang badan, dan pemberian tetes mata, vitamin K secara Intra Muskular di paha kiri
BB : 3100 gr, PB : 49 cm
5.    Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi
pemberian hepatitis B
6.    Melakukan evaluasi kontraksi 15 menit jam pertama dan 30 menit pada jam kedua 
kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar
7.    Mengajarkan pada ibu dan keluarga untuk melakukan masase uterus
ibu atau keluarga memahami cara melakukan masase fundus
8.    Mengevaluasi perdarahan yang terjadi
 ± 50 cc
9.    Mengobservasi tekanan darah dan nadi
TD : 110/70 mmhg
            N   : 88 kali/menit
10. Mengobservasi pernafasan dan mengukur suhu ibu
S   : 36,7ºc
P   : 20 kali/menit
11. Merendam semua peralatan bekas pakai kedalam larutan klorin 0,5 % ±10 menit
 alat sudah direndam
12. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah
barang-barang dibuang di tempat yang disediakan
13. Membersihkan ibu dari sisa-sisa air ketuban, lendir dan darah serta mengganti pakaian
ibu sudah bersih
14. Memastikan ibu merasa nyaman, menganjurkan keluarga untuk memberi makan dan minum
ibu merasa nyaman dan diberi makan
15. Mendekontaminasi tempat tidur dengan larutan klorin 0,5 %
tempat tidur dibersihkan dengan larutan klorin 0,5 %
16. Membersihkan sarung tangan dan direndam kedalam larutan klorin 0,5 %sarung tangan direndam dilarutan klorin selama 10 menit
17. Mencuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir tangan dicuci
18. Melengkapi partograf































BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil tinjauan kasus pelaksanaan asuhan pada Ny. “S” dengan Persalinan Serotinus yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf tanggal 28 Juni 2011. Untuk memudahkan  pembahasan, maka penulis akan membahas berdasarkan langkah-langkah asuhan kebidanan yang selanjutnya didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
A.     Hasil Asuhan Pada Kala I, Tanggal 28 Juni 2011 Jam 13.10 Wita
Dalam pengkajian diawali dengan memperkenalkan diri, menyampaikan tujuan asuhan kebidanan pada ibu dan keluarga melalui anamnesis yang meliputi riwayat kehamilan, persalinan, dan pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien. Pada tinjauan pustaka disebutkan bahwa ibu dikatakan dalam persalinan kala I apabila ada tanda-tanda sebagai berikut : Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada, kala I dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm), proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm. Sedangkan pada tinjauan kasus Ny. “S” data yang didapatkan : his 3X10 (30-35), V/V : TAK, portio lunak dan tebal, pembukaan 4, ketuban (+), presentase kepala, UUK ka-dep, molase 0, penumbungan (-), penurunan H I, kesan panggul normal, pelepasan lendir dan darah, kala I berlangsung 7  jam. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada NY. “S” secara garis besar tampak ada persamaan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
B.    Hasil Asuhan Pada Kala II, Tanggal 28 Juni 2011 Jam 20.00 Wita
Pada pengkajian kala II persalinan berdasarkan tinjauan kasus Ny. “S” mulai pada jam 20.00 wita his 4x10 (40-45), V/V : TAK, portio melesap, pembukaan 10, ketuban (-) berwarna kehijauan, kental, dan bercampur mekonium, presentase kepala, UUK ka-dep, molase 0, penumbungan (-), penurunan H IV, kesan panggul normal, pelepasan lendir dan darah, sampai pengkajian pada jam 20.00 wita anak lahir dengan presentase belakang kepala, jenis kelamin perempuan, BB: 3100, PB : 49, apgar score 8/10, kulit bayi kering dan mudah mengelupas, kala II berlangsung 5 menit. Pada tinjauan pustaka Kala II persalinan dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi, tanda-tanda bayi serotinus yaitu kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas, pewarnaan mekonium (kehijauan) dikulit, disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada Ny. “S” secara garis besar tampak ada persamaan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
C.    Hasil Asuhan Pada Kala III, Tanggal 28 Juni 2011 Jam 20.05 Wita
Pada pengkajian kala III persalinan berdasarkan tinjauan kasus Ny. “S” mulai pada jam 20.05 wita anak lahir dengan presentase belakang kepala, jenis kelamin perempuan, BB: 3100, PB : 49, apgar score 8/10 sampai plasenta lahir lengkap jam 20.05 wita, tali pusat mengerut dan berwarna agak pucat, kala III berlangsung 5 menit. Pada tinjauan pustaka dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38 minggu dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu yang menyebabkan plasenta dan tali pusat mengerut dan berwarna agak pucat. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny. “S” secara garis besar tampak ada persamaan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
D.    Hasil Asuhan Pada Kala IV, Tanggal 28 Juni 2011 Jam 20.15 Wita
Pada pengkajian kala IV berdasarkan tinjauan kasus Ny. “S” mulai dari plasenta lahir lengkap jam 20.15 wita sampai 2 jam pengawasan yaitu kontraksi uterus baik, uterus teraba bulat dan keras, TFU setinggi pusat, Perdarahan ± 150 cc, terdapat robekan perineum tingkat II, TTV dalam batas normal, kala IV berlangsung 2 jam. Pada tinjauan pustaka Kala IV persalinan dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny. “S” secara garis besar tampak ada persamaan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

























BAB V
PENUTUP

Setelah membahas dan menguraikan kasus Ny. ”S” dengan Persalinan Serotinus Di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Tanggal 28 Juni 2011 maka pada bab ini penulis dapat menarik kesimpulan dan saran yaitu : 
A.   Kesimpulan
      Dari hasil pengkajian pada Ny. ”S” maka ditegakkan diagnosa GV  PIV AO, keadaan ibu dan janin baik, inpartu kala I fase aktif. Lahir pervaginam tanpa adanya komplikasi dengan JK : perempuan, BB : 3100 gr, PB : 49 cm, A/S : 8/10. Lama kala 1: ± 7 jam, lama kala II : ± 5 menit, kala III : ±10 menit, lama kala IV : ± 2 jam.
B.   Saran
1.    Untuk Bidan
Bidan sebagai tanaga kesehatan sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu, oleh karena itu bidan perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
2.  Untuk klien
Diharapkan untuk melakukan pemeriksaan ANC sesuai dengan kebutuhan, segera setelah terlambat mendapat haid untuk mengantisipasi komplikasi dalam kehamilan dan bersedia melakukan nasehat serta anjuran yang diberikan oleh petugas kesehatan.
3.    Untuk Institusi
Perlu peningkatan pembelajaran di laboratorium khususnya penanganan induksi persalinan sehingga dapat melakukan suatu tindakan penanganan pada kasus tersebut karena prakrek laboratorium sangatlah bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan professional.














DAFTAR PUSTAKA

Bagus,Ida.2009.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Arca;Jakarta
Farell.2010.Hubungan Keluarga Berencana dengan Pencegahan Kematian
         Maternal dan Neonatal.www.klikdokter.com.Diakses tanggal 13 Agustus
         2011
JosephHK.2010.Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri.Nuha
         Medika:Yogjakarta
Martaadisoebrata,Djamhoer.2004.Obstetri Patologi.EGC;Jakarta
Nugroho,Taufan.2010.Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.Nuha
         Medika;Yogjakarta
Rachman Latief.2009.Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
         2009.www.dinkessulsel.com.Diakses tanggal 13 Agustus 2011
Sastrawinata,Sulaiman.2005.Ilmu Kesehatan Reproduksi.EGC:Jakarta
Sudarti.2010.Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi dan Anak Balita.Nuha
          Medika:Yogjakarta
Sujiyatini.2009.Asuhan Patologi Kebidanan. Nuha Medika; Jogjakarta
Varney,Helen.2006.Buku Ajar Asuhan Kebidanan.ECG:Jakarta
Winjaksastro,H. 2008. Ilmu Kebidanan.PT.Pustaka Sarwono
          Prawiroharjo:Jakarta

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1.    Topik                                   : Gizi Ibu Menyusui
2.    Sasaran                 : Klien Ny.”S”
3.    Tanggal                  : 25  juli 2010
4.    Waktu                     : 10.00 s/d 10.30 wita
5.    Tempat                   : Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa
6.    Tujuan                    : a.   Tujuan umum
Ibu memahami tentang gizi untuk ibu     menyusui
b.    Tujuan Khusus
1.    Ibu dapat menyebutkan dan menguraikan tentang pentingnya gizi untuk ibu menyusui
2.    Ibu dapat menguraikan zat-zat gizi yang diperlukan untuk ibu menyusui
7.    Pembimbing         :  Bidan ”A”
8.    Metode                   : Ceramah dan diskusi
9.     Alat dan bahan    : Brosur


10. Daftar Pustaka      :
a.    Krisnatuti Diah Hastoro Indriyadi, Menu Sehat Ibu Hamil Dan Menyusui, Puspa Swara, Anggota IKAPI, Cetakan Ke IV, Jakarta, 2002
b.    Wiknjosastro Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan, YBP-SP, Jakarta

GIZI IBU MENYUSUI
            Pada ibu yang normal dapat menghasilkan ASI kira-kra 550-1000 ml setiap hari, jumlah ASI tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunnya makanan ibu. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan oleh ibu, apabila makanan ibu terpenuhi secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membantu memproduksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup, selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kira-kira 12 gelas sehari.
            Ibu menyusui, gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam tubuh yang dipergunakan untuk :
1.    Pemulihan kesehatan setelah masa hamil dan melahirkan
2.    Untuk penyembuhan luka setelah persalinan
3.    Untuk mengganti energi yang hilang saat hamil dan melahirkan
4.    Produksi ASI
5.    Sebagai antibody dan pertahanan tubuh
            Jika ibu nifas dan menyusui kekurangan zat-zat makanan yang diperlukan untuk meningkatkan produksi ASI, maka bayi akan mengalami kekurangan zat-zat penting dalam tubuhnya yang didapatkan melalui ASI tersebut.
            Kandungan makanan yang harus dikomsumsi ibu menyusui setiap hari
a.    Sumber kalori (makronutrien)
1.    Karbohidrat
-          Guna     : untuk memulihkan kesehatan ibu setelah melahirkan
-          Sumber : beras, umbi-umbian, roti serta tepung-tepungan
2.    Lemak
-          Guna     : sumber cadangan energi
-          Sumber : minyak goreng, kacang-kacangan dan sumber makanan hewani
3.    Protein
-          Guna : meningkatkan kualitas ASI yang akan diproduksi, memperbaiki jaringan tubuh yang rusak
-          Sumber : telur, susu, daging, ayam,dan ikan
b.    Sumber mikronutrien
1.    Vitamin A
-          Guna : meningkatkan pertumbuha sel, tulang dan jaringan
-          Sumber : kunng telur, hati, sayuran hijau, mentega, dan buah-buahan berwarna kuning
2.    Vitamin B 6
-          Guna : meningkatkan pembentukan sel darah merah, serta menunjang gigi dan gusi bayi
-          Sumber : jagung, gandum, hati, dan daging
3.    Vitamin B 12
-          Guna     : meningkatkan pembentukan sel darah merah
-          Sumber : telur, daging, ikan laut, dan kerang-kerangan 
4.    Vitamin C
-          Guna  : membantu pembentukan jaringan ikat, sistem pembuluh darah dan meningkatkan absorbsi zat besi
-          Sumber : tomat, melon, jeruk, dan sayuran hijau
5.    Mineral
a)    Kalsium
-          Guna     : untuk pertumbuhan tulang dan gigi
-          Sumber : susu, keju, dan aneka ikan laut
b)    Zat besi
-          Guna     : pembentukan sel darah merah
-          Sumber : daging, hati, sayuran berwarna dan buah-buahan




LAMPIRAN III

Tabel 3. Kebutuhan kalori sehari-hari ibu tidak hamil, hamil dan menyusui

Tidak hamil
Hamil
Menyusui
Kalori
2000
2300
2800
Protein
55 g
65 g
80 g
Kalsium
0,5 g
1 g
1 g
Besi
12 g
17 g
17 g
Vitamin A
4000 mcg
4500 mcg
6500 mcg
Thiamin
0,8 mg
1 mg
1,2 mg
Riboflavin
1,1 mg
1,3 mg
1,5 mg
Niasin
13 mg
15 mg
18 mg
Vitamin C
60 mg
90 mg
90 mg

Sumber : Wiknjosastro H, 2002 hal 87.






LAMPIRAN III
BAHAN MAKANAN GIZI SEIMBANG



Gambar 1 : Bahan Makanan Sesuai Gizi Seimbang
Sumber : Kartu Menuju Sehat







LAMPIRAN IV



Gambar 2: Contoh Bahan Makanan Sesuai Gizi Seimbang
            Sumber : Kartu Menuju sehat